Abstrak
Penulisan
makalah ilmiah ini berjudul “Transitivitas dalam Teks Berita Junta Izinkan Yingluck Tinggalkan Thailand pada
Buku Bahasa Indonesia Kelas XII 2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan apa dan bagaimana proses transitivitas terjadi dalam teks
berita. Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ilmiah ini adalah metode
deskriptif kualitatif dengan teknik analisis yang mengklasifikasikan klausa ke
dalam jenis proses transitivitas. Setelah itu proses transitivitas yang
dikelompokan tersebut dianalisis sesuai dengan masing-masing jenis proses
transitivitas yang nampak dalam teks berita yang dianalisis. Data yang
digunakan diambil dari buku Bahasa Indonesia Kelas XII 2015 yang diunduh
langsung dari www.bukupaket.com. Makalah ilmiah ini menggunakan teori utama dari
pendapat M. A. K. Halliday (2004) untuk teori transitivitas. Secara keseluruhan
hasil dari penulisan makalah ilmiah ini menunjukan bahwa dengan lima belas data
yang disuguhkan, proses material yang muncul sebanyak sepuluh kali, proses
mental yang muncul sebanyak satu kali, proses relasional yang muncul sebanyak
dua kali, proses verbal yang muncul sebanyak satu kali, dan proses behavioural
yang muncul sebanyak satu kali.
Kata
Kunci: Linguistik Fungsional, Transitivitas, Sistem Gramatika, Teks Berita, dan
Buku Bahasa Indonesia Kelas XII 2015.
A.
PENDAHULUAN
Transivitas
adalah representasi di dalam bahasa yang saling berhubungan dengan klausa di
dalam wacana, misalnya participant, process, dan circumstance. Dalam linguistik fungsional, transitivitas berfungsi
dalam mengacu pada isi atau struktur nosi faktual klausa secara keseluruhan.
Dengan kata lain, transitivitas merupakan salah satu bagian dari klausa untuk
menyatakan fungsi eksperensial, interpersonal, dan tekstual dalam kalausa.
Menurut Halliday (2004), dijelaskan bahwa transtivitas sebagai sistem
gramatikal yang mengungkapkan dunia pengalaman ke dalam sejumlah tipe proses
yang dapat disusun. Dunia pengalaman yang diungkapkan merupakan sebuah refleksi
realitas nyata yang dituangkan ke dalam teks atau tulisan. Kumpulan teks yang
mewakilkan segala aspek kehidupan dunia disusun kembali oleh sistem gramatika
melalaui satuan wacana sebagai satuan terkecil dalam transtivitas. Atas dasar
itu, penulis tertarik untuk menganalisis transitivitas dalam teks berita yang
ada terdapat pada buku Bahasa Indonesia
Kelas XII 2015.
Buku
Bahasa Indonesia Kelas XII 2015 merupakan
buku rujukan untuk para guru yang mengajar bahasa Indonesia di kelas XII, dan
diterbitkan oleh KEMENDIKBUD. Buku tersebut disusun sebagaimana konten materi
yang dibutuhkan oleh semua murid kelas XII di Indonesia agar bisa mengenal dan
memepelajari jenis-jenis teks dan analisisnya, sehingga murid dapat membaca
dengan cermat isi teks yang terkandung di dalamnya. Teks berita yang berjudul “Junta Izinkan Yingluck Tinggalkan Thailand” menunjukan proses transitivitas
yang direpresentasikan oleh sistem gramatika melalui satuan terkecil di dalam
transtivitas, yaitu klausa. Proses transitivitas pada buku ini sangat menarik
untuk dianalisis agar aspek linguistik fungsional dapat menjelaskan proses
sistem gramatika yang tersusun di dalam teks berita kepada semua guru bahasa
dan murid di Indonesia pada umumnya, dan semua guru dan murid di kelas XII pada
khususnya.
Dalam makalah ilmiah ini, penulis
memfokuskan rumusan masalahnya pada jenis proses transitivitas apa saja yang
terdapat dalam teks berita, dan bagaimana proses transitivitas terjadi dalam
teks berita. Masalah yang diangkat tersebut menjadi batasan pembahasan penulis
dalam membuat makalah ilmiah. Teknik pengumpulan data dalam penulisan
makalah ilmiah ini dilakukan melalui metodologi penelitian deskriptif
kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor, “metode penelitian deskriptif kualitatif
adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati” (dalam
Moloeng, 2001: 3). Metode ini memungkinkan penulis untuk memberikan penjelasan
dan interpretasi dalam menganalisis data dengan menggambarkan bagaimana
teori-teori yang dipakai dalam analisis. Pada penulisan makalah ilmiah ini,
penulis menggunakan teori transitivitas milik Halliday (2004).
Teknik
analisis yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif, penulis
mendeskripsikan klausa yang mengandung proses transitivitas dengan menganalisis
teks berita Junta Izinkan Yingluck Tinggalkan Thailand
melalui tahapan sebagai berikut, terlebih dahulu mengklasifikasikan klausa di
dalam teks berita sesuai dengan jenis proses (tindakan) partisipan, menentukan
jenis proses transitivitas apa saja yang digunakan dalam teks berita, kemudian
mendeskripsikan bagaimana proses transitivitas sesuai dengan jenis proses milik
Halliday (2004). Analisis
transitivitas ini meliputi 6 jenis proses, yaitu proses material, proses
mental, proses relasional, proses verbal, proses bihevioral, dan proses
eksistensial.
Secara
teoritis, transtivitas sebagai sistem gramatikal yang mengungkapkan dunia
pengalaman ke dalam sejumlah tipe proses yang dapat disusun. Dunia pengalaman
yang diungkapkan merupakan sebuah refleksi realitas nyata yang dituangkan ke
dalam teks atau tulisan (Halliday, 2004: 2014). Dari pemaparan Halliday,
transitivitas merupakan aspek representasi pengalaman yang paling penting dalam
bahasa. Berdasarkan pandangan tersebut dapat disimpulkan bahwa transitivitas
berkaitan dengan sisitem gramatika untuk menjelaskan pengalaman ke dalam
sejumlah proses berdasarkan kategori gramatika.
Setiap
proses dapat menunjukan hubungan antara dua atau lebih ide, pesan, dan lain
sebagainya yang direalisasikan melalui verba. Selanjutnya Halliday menambahkan,
dalam pembentukan ide, bentuk proses mengalami perubahan dan perubahan tersebut
disebabkan peubahan jumlah partisipan (1978: 108). Dengan demikian, proses
tidak bisa berdiri sendiri jika tidak bergantung pada unsur lainnya, misalnya
partisipan dan keterangan (circumstance) termasuk
kata tense. Dalam mengklasifikasikan proses transitivitas Halliday membagi ke
dalam enam jenis yaitu 1) proses material, 2) proses mental, 3) proses
relasional 4) proses verbal, 5) proses behavioral (tingkah laku), dan proses
eksistensial (dalam Thomson, 2014: 95-110).
Pertama,
proses material berkaitan dengan perlakuan dan menunjukan apa yang terjadi atau
kejadian. Perlakuan dilakukan oleh badan, fisik, dan aksi terhadap material.
Klausa yang menggunakan proses material dengan aksi atau perlakuan selalu
dengan proses atau aksi nyata. Makna utama proses material menunjukan bahwa
entitas melakukan orang kepada sesuatu atau apa yang dilakuakan oleh sesorang
kepada sesuatu. Secara sintaksis proses ini dapat dinyatakan dalam waktu.
Perlakuan melibatkan partisipan pertama dan partisipan kedua. Partisipan
pertama menjadi aktor. Partisipan kedua disebut tujuan atau (goal) seperti ditunjukan kalimat
berikut:
He
The
young girl
Edward
Her mother
|
had
been shaving.
bounded
was
sawing
smashed
|
wood.
the glass.
|
out of
the gate.
|
Actor
|
Process: material
|
Goal
|
Circumstance
|
Aksi
yang dilakukan dalam klausa dengan proses material boleh memiliki dua
partisipan apa bila partisipan melakukan sesuatu kepada sesorang. Dalam sebuah
klausa juga terdapat tiga partisipan sekaligus dengan fungsi yang berbeda.
Partisipan pertama disebut pelaku, partisipan kedua disebut penerima atau
pemanfaat, dan partisipan ketiga disebut tujuan (goal). Contoh:
Ayah membelikan adik sepatu baru
Pelaku Proses Material Penerima Tujuan
Pelaku Proses Material Penerima Tujuan
Kedua, proses mental berhubungan
dengan apa yang dipikirkan dan dirasakan. Halliday menyatakan proses mental
sebagai proses merasakan melalui ‘feeling’,
‘perceiving’, dan ‘thinking’. Ketiga jenis ini berhubungan dengan afeksi
dan reaktif (feeling), kognisi (thinking), indra (perceiving), atau emosi atau persepsi. Verba yang sering dipakai
untuk mengatakn proses mental kategori emosi atau afeksi, misalnya, like dan hate. Kategori intelektual atau kognisi, misalnya, believe, understand, dan know. Kategori rasa melalui panca indra
atau persepsi seperti looking at dan hearing. Partisipan dalam klausa dengan
proses mental disebut pengindra (senser) dan
grup nomina sesudah veba disebut phenomenon.
Secara gramatika perbedaan antara proses material dan proses mental
dijelaskan seperti berikut: 1) dalam proses mental selalu satu partisipan yang
merupakan manusia, sedangkan dalam proses material tidak selamanya partisipan
adalah manusia. Dalam proses material setiap partisipan adalah ‘sesuatu’ (thing), hal itu merupakan fenomena
pengalaman, menyangkut kedalam pengalaman dan imajinasi atau proses aksi,
kejadian, kualitas, state atau relasi, 2) dalam proses mental tidak dibatasu
oleh waktu. Berbeda dengan proses material terikat oleh waktu, 3) dalam proses
mental dihasilkan dalam dua proses. Kita dapat mengatakan Mary liked the gift atau the
gift pleased Mary. Hal itu bukan merupakan kasus bahwa tiap verba dalam
proses mental dari jenis like mempunyai
makna yang ekuivalen dengan jenis pleased,
dan 4) proses material adalah proses melakuakan aksi sedangkan proses
mental adalah proses merasa, berpikir, dan melihat. Contohnya sebagai berikut:
He
He
Cordelia
|
could
not see
heard
felt
|
anything.
a faint
sound.
her face burning.
|
Senser
|
Process: mental, perceptive
|
Phenomenon
|
She
I
I
|
hated
like
appreciated
|
the
thought of leaving him alone.
most
operas.
the fact that you kept quiet.
|
Senser
|
Process: mental, emotive
|
Phenomenon
|
You
No one
She
|
can
imagine
would
choose
never discovered
|
his
reaction.
such a
colour.
the exact address.
|
Senser
|
Process: mental, cognitive
|
Phenomenon
|
I
You
|
don’t
want
may
crave
|
any
trouble.
a
cigarette
|
Senser
|
Process: mental, desiderative
|
Phenomenon
|
Ketiga, proses relasional merupakan
proses yang menunjukan keadaan (being). Setiap
bahasa dalam tata bahasanya mempunyai konstruksi dari proses relasional. Dalam
bahasa inggris mengenai tiga jenis relasioanal.
1) Intensif
‘X
adalah a’
2) Keterangan
(circumstance) ‘X adalah at a’
3) Posesif ‘X
has a’
Ketiganya dibedakan
dalam dua cara seperti:
a) Atribut ‘a
merupakan atribut dari X’
b) Identifikasi ‘a
merupakan identify dari X’
Menurut
Halliday konsep tersebut dan identifikasi berhubungan pada umumnya verba, dan x
dan a adalah grup nomina. Tpe ini dalam klausa relasioanal pada umumnya verba,
dan x dan a dalah grup nomina. Dalam proses atribut intensif meliputi hubungan
antara dua konstituen, dimana hubungan itu diekspresikan oleh kata kerja (be) atau sinonim. Dalam atribut jenis,
kualitas, klasifikasi, deskripsi ditandai dengan satu partisipan yang biasa
disebut penyandang (carrier). Penyandang
selalu dalam bentuk kata benda atau grup nomina. Contoh:
This
bread
He
She
He
The
weather
|
Is
’s not
was
felt
has
turned
|
stale.
a very
good painter.
an art
student.
uneasy.
quite
nasty.
|
Carrier
|
Process: rel, attrib
|
Attribute
|
Selanjutnya dalam proses
identifikasi intensif, secara gramatikal terdiri dari dua partisipan yakni
tanda (token) dan nilai (value). Baik tanda maupun nilai
keduanya berfungsi sebagai subjek. Keduanya tergantung pada kalimatnya, kalau
dalam kalimat aktif yang menjadi subjek adalah tanda (token) sedangkan dalam kalimat pasif yang menjadi subjek adalah
nilai (value).
Contoh:
Marlowe
|
Was
|
the
greatest dramatic writer in the
16th C
apart from Shakespeare.
|
Token
|
Process: rel, ident
|
Value
|
The
strongest shape
|
Is
|
the
triangle.
|
Value
|
Process: rel, ident
|
Token
|
Proses relasional
yang lain adalah posesif (possessive). Posesif
dapat juga berlangsung dalam proses. Atribut posesif berupa kata kerja have atau belong to. Secara tipikal penyandang (carrier) dapat menjadi pemilik (possessor).
Contoh:
Ryan has a
daughter
Penyandang/pemilik proses relasional; posesif atribut/dimiliki
Penyandang/pemilik proses relasional; posesif atribut/dimiliki
Pada kalimat di atas penyandang (carrier) sekaligus berfungsi sebagai
pemilik (possessor), selanjutnya
atribut juga berfungsi sebagai yang dimiliki (possessed).
Keempat, proses behavioral. Proses
tersebut adalah karakteristik antara proses mental dan proses relasional.
Proses behavioral merupakan tingkah laku manusia fisiologi maupun psikologi
seperti, bernapas (breatheing), batuk
(coughing), bermimpi (dreaming), tersenyum (smiling), dan menatap (staring).
Partisipan yang digunakan dalam
proses ini biasanya terdiri dari dua partisipan, partisipan pertama disebut
petingkahlaku (behaver) sedangkan
partisipan yang kedua disebut bagian dari verba (range). Untuk memahami lebih mendalam tentang jenis behavioral
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Mendekati
mental, proses sadar menghasilkan bentuk behavioral, seperti melihat (look), menonton (watch), menatap (stare), mendengar
(listen), berpikir (think), ragu (wory), dan bermimpi (dream).
2. Mendekai
verbal, proses vebal sebagai bihevioral, seperti menangis (cry), keluhan (grumble), dan
bercakap (talk).
3. Proses
psikologi yang dimanifestasikan pada kesadaran, seperti menangis (cry), tertawa (laugh), tersenyum (smile), mengerut
(frown), mengeluh (sigh), membentak (snarf), dan merengek (whine).
Contoh:
He
We all
She
The boy
|
stared
laughed.
gave
laughed
|
a faint
sigh.
an
embarrassed laugh
|
in
amazement.
|
Behaver
|
Process: behavioural
|
Behaviour
|
Circumstance
|
Kelima, proses verbal. Proses verbal
merupakan yang sering dipakai dalam bahasa verbal. Jenis proses verbal teridiri
dari tiga partisipan, yakni pembicara (sayer),
penerima (receiver), dan
perkataan (verbriage). Partisipan
pembicara bertanggung jawab pada proses verbal dan partisipan. Penerima adalah
kepada siapa proses verbal ditujukan, dan perkataan partisipan adalah
pernyataan yang dinominalisasikan pada proses verbal. Maksudnya kata benda
mengekspresikan tingkah laku verbal, seperti pernyataan (statement), pertanyaan (question),
jawaban (retort), dan cerita (story).
Halliday dalam Thomson (2014) membagi proses verbal dalam
dua partisipan. Partisipan pertama dinamakan penerima (sayer) terdiri penerima (receiver),
perkataan (verbiage), dan target (target) serta kedua partisipan tak
langsung (oblique) terdiri benefikari
(beneficary) dan bagian kata kerja (range).
Partisipan pertama kepada siapa
perkataan dialamatkan, seperti saya (me),
orang tua anda (your parents). Penerima
dapat berubah subjek dalam kalimat pasif, seperti “I” dalam kalimat “I was not
told the whole truth”.
Partisisipan perkataan berfungsi untuk
menghubungkan apa yang dikatakan sedangkan partisipan target merupakan entitas
yang ditargetkan terhadap apa yang dikatakan, seperti “him” dalam kalimat “she always praised him to her friends”, “my
intelligence” dalam kalimat “please
don’t insult my intelligence”.
Kata-kata yang biasanya digunakan
dalam proses ini terdiri atas say, call,
explain, ask, tell, dan sebagainya.
Contoh:
I asked him
a
question
pembicara p. Verbal penerima perkataan
pembicara p. Verbal penerima perkataan
They tell you a story
pembicara p. Verbal penerima perkataan
pembicara p. Verbal penerima perkataan
Keenam, proses
eksistensial. Proses ini memakai there
is/there was dan there are/there
were. Proses ini menunjukan identifikasi struktur yang digunakan kata there. Penggunaan there tidak mempunyai makna tertentu. Hal itu hanya menunjukan
proses eksistensial. Hal penting yang membedakan penggunaan there sebagai subjek eksistensial dan
sebagai keterangan lokasi/tempat. Kalau pengguna there dalam struktur biasanya tidak mendapat tekanan, sedangkan
penggunaan there dalam keterangan biasanya mendapat tekanan dan
berorientasi.
Contoh:
Maybe
|
there
|
’s
|
some
other darker pattern.
|
Process: existential
|
Existent
|
Maybe
|
some
other darker pattern
|
exists.
|
Actor
|
Process:
material
|
Berdasarkan pembahasan pada keenam
proses di atas bahwa transitivitas merupakan unsur pembentuk klausa yang
penting dalam bentuk proses. Keenam proses tersebut mempunyai fungsi
masing-masing dalam proses pembentukan fungsional.
B.
Jenis
Proses Transitivitas dalam Teks Berita “Junta Izinkan Yingluck Tinggalkan Thailand” Pada Buku Bahasa
Indonesia Kelas XII 2015
1.
Proses
Material
Data 1:
Menurut militer Thailand, izin
ini dikeluarkan setelah Yingluck dinilai mematuhi perintah untuk tidak
berkecimpung di dunia politik Thailand.
Izin ini
|
dikeluarkan
|
militer Thailand
|
Setelah Yingluck dinilai
mematuhi perintah
|
Goal
|
Proses Material
|
Aktor
|
Keterangan (Circumstance)
|
Klausa pada data 1 ini dikategorikan ke dalam jenis
proses material dalam transitivitas dikarenakan proses yang muncul dalam klausa
merupakan proses aksi yang dilakukan aktor untuk mendapatkan tujuan/goal dari
apa yang dilakukan. Penulis mengidentifikasi proses material ini melalui kata
verba yang menjadi tindakan pelaku, yaitu kata “dikeluarkan. verba pasif yang
dilakukan oleh aktor “militer Thailand” sebagai subjek dalam kalausa yang
ditujukan kepada aktor kedua yang disisipkan. Munculnya proses material dalam
klausa, menunjukan “izin ini” sebagai tujuan dari proses fisik atau aksi yang
dilakukan aktor pertama “iliter Thailand”. Maka dari itu, struktur gramatika
yang terdapat dalam klausa menyusun alur proses material dari mulai
goal/tujuan, proses material, aktor, dan keterangan.
Data 2:
Thaksin, yang akan berusia 65
tahun, terpaksa menyingkir dari negaranya dan tinggal di luar negeri setelah
pemerintahannya dilengserkan lewat kudeta pada 2006.
Thaksin, yang akan berusia 65
tahun
|
Terpaksa
|
Menyingkir
|
Aktor
|
Keterangan
|
Proses Material
|
Klausa
pada data 2 ini dikategorikan ke dalam jenis proses material dalam
transitivitas dikarenakan proses yang muncul dalam klausa merupakan proses aksi
yang dilakukan aktor untuk mendapatkan tujuan/goal dari apa yang dilakukan.
Penulis mengidentifikasi proses material ini melalui kata verba yang menjadi
tindakan pelaku, yaitu kata “menyingkir”. Kata verba tersebut menunjukan proses
aksi fisik Thaksin terhadap negranya, yaitu menyingkir dari negaranya sendiri.
Penjelasna tersebut bisa dilihat dari data no 2 yang dilampirkan. Munculnya
proses material dalam klausa, menunjukan tindakan atau kejadian yang dialami
oleh pelaku/aktor. Maka dari itu, struktur gramatika yang terdapat dalam klausa
menyusun alur proses material dari mulai aktor, keterangan, dan proses material.
Data 3:
Saat itu Thaksin menjabat
perdana menteri.
Thaksin
|
menjabat
|
perdana menteri
|
Aktor
|
Proses Material
|
Goal
|
Klausa
pada data 3 ini dikategorikan ke dalam jenis proses material dalam
transitivitas dikarenakan proses yang muncul dalam klausa menunjukan sebuah
tindakan “menjabat” yang dilakukan aktor untuk mendapatkan tujuan/goal dari apa
yang dilakukan, yaitu menjadi perdana mentri. Penulis mengidentifikasi proses
material ini melalui kata verba yang menjadi tindakan pelaku, yaitu kata
“menjabat”. Kata verba tersebut menunjukan proses aksi untuk menjadi perdana
mentri. Penjelasna tersebut bisa dilihat dari data no 3 yang dilampirkan. Susunan
gramatika yang penulis cantumkan, dimulai dari aktor, proses material, dan
tujuan/goal adalah penjelasan dari partisipan, aksi partisipan, dan keterangan
yang memperjelas maksud dan tujuan aktor “Thaksin” untuk menjadi perdana mentri.
Data 4:
Dengan keluarnya izin dari
junta, untuk pertama kalinya perempuan berusia 47 tahun itu bepergian ke luar
negeri sejak pemerintahannya dijatuhkan lewat putusan Mahkamah Konstitusi pada
22 Mei lalu.
perempuan berusia 47 tahun
itu
|
bepergian
|
ke luar negeri
|
Aktor
|
Proses Material
|
keterangan
|
Di dalam klausa yang terdapat pada
data 4, aktor/pelaku adalah perempuan berusia 47 tahun, proses materialnya
adalah “bepergian”, dan dijelaskan oleh kata keterangan “ke luar negri” yang
merujuk terhadap kata verba “bepergian” sebagai aksi fisik aktor. Susunan
gramatika yang penulis cantumkan, dimulai dari aktor, proses material, dan
tujuan/goal adalah penjelasan dari partisipan, aksi, dan keterangan yang
memperjelas kata verba aktor “Perempuan
berusia 47 tahun” untuk bepergian ke luar negeri.
Data 5:
Junta militer mengambil alih
pemerintahan setelah aksi protes dua kubu, pro-Yingluck dan anti-Yingluck,
berlarut-larut tanpa ada jalan keluar.
Junta militer
|
Mengambil alih
|
pemerintahan
|
setelah aksi protes dua kubu
|
Aktor
|
Proses material
|
Golal/tujuan
|
keterangan
|
Di dalam klausa ini, aktornya adalah Junta Militer,
proses materialnya adalah mengambil alih, tujuannya adalah pemerintahan, dan
keterangan yaitu setelah aksi protes dua kubu. Susunan gramatika ini merupakan
sistem gramatika yang menjeaskan sebuah aksi atau tindakan aktor yang bertujuan
untuk mengambil alih pemerintahan. Kata verba “mengambil alih” adalah kata
kerja aktif yang menunjukan aksi perebutan Junta Militir demi untuk mendapatkan
kembali pemerintahan. Kejadian ersebut terjadi setelah aksi protes dua kubu.
Data 6:
Yingluck dan sejumlah anggota
kabinet sempat ditahan meski kemudian dibebaskan dengan sejumlah persyaratan.
Yingluck dan sejumlah anggota
kabinet
|
sempat
|
Ditahan
|
Goal
|
keterangan
|
Proses material
|
Di
dalam klausa ini, goalnya adalah Yingluck dan sejumlah anggota kabinet, proses
materialnya adalah dibebaskan, dan keterangan yaitu kata adverbia “sempat” yang
menjelaskan atau menjadi atribut verba pasif “ditahan”.kata keterangan dan
proses mental pada tabel di atas menjelaskan tujuan pemerintahan yang
membebaskan kembali Yingluck dan sejumlah anggota kabinet.
Data 7:
Kini Yinluck menghadapi tuduhan
kelalaian atas tugasnya dalam menangani program subsidi beras yang kerap
menjadi perdebatan di Negeri Gajah Putih.
Yinluck
|
menghadapi
|
tuduhan kelalaian
|
atas tugasnya dalam menangani
program subsidi beras yang kerap menjadi perdebatan di Negeri Gajah Putih
|
Aktor
|
Prose Material
|
Goal
|
keterangan
|
Data 8:
Hingga saat ini, junta belum memastikan
jadwal pemilihan pemerintahan baru setelah Yingluck dilengserkan.
junta
|
belum memastikan
|
jadwal pemilihan pemerintahan
baru
|
setelah Yingluck dilengserkan.
|
Aktor
|
Proses material
|
Goal
|
keterangan
|
Di
dalam klausa ini, aktornya adalah Junta, proses materialnya adalah belom
memastikan, tujuannya adalah jadwal pemilihan pemerintahan baru, dan keterangan
yaitu setelah Yingluck dilengserkan. Kata kerja di dalam susunan gramatika pada
tabel merupkan aksi tindakan pelaku yang mana belom memastikan jadwal pemilihan
pemerintahan baru sebagai tujuan pelaku. Proses tersebut merupakan proses
material yang dilakukan pelaku terhadap jadwal pemelihan pemerintahan baru.
Proses material tersebut mewakilkan pengalamn Junta sebagai pelaku di dalam
teks berita.
Data 9:
Sedikitnya 28 orang meninggal
dalam aksi protes anti-pemerintahan Yingluck.
Sedikitnya 28 orang
|
meninggal
|
dalam aksi protes
anti-pemerintahan Yingluck
|
Aktor
|
Proses material
|
Keterangan/circumstance
|
Data 10:
Sebagai pemimpin perempuan
pertama Thailand, Yingluck menuai protes kelompok Kaus Kuning karena dinilai
berusaha mengembalikan kedudukan abangnya melalui beleid amnesti.
Yingluck
|
menuai
|
protes kelompok Kaus Kuning
|
Aktor
|
Proses material
|
Keterangan/circustance
|
2.
Proses Mental
Data
11:
Yingluck mematuhi aturan junta
untuk tidak berkecimpung dalam dunia politik.
Yingluck
|
mematuhi
|
aturan junta
|
Senser
|
Proses Mental: cognitive
|
Phenomenon
|
Kata verba “mematuhi” adalah proses mental yang terjadi
pada kognisi perasa dimana Yingluck memahami aturan junta sebagai fenomena yang
benar-benar dia mengerti sehingga persa/senser harus bertindak atas kognisi
yang dialaminya. Kata verba “mematuhi” mengafeksi senser dalam realitas atau
pengalaman nyata dirinya sendiri.
3.
Proses Relasional
Data 12:
Bangkok
– Junta militer Thailand mengizinkan mantan perdana menteri Yingluck Shinawatra bepergian ke luar negeri.
Junta
militer Thailand
|
mengizinkan
|
mantan perdana menteri Yingluck Shinawatra bepergian ke luar negeri.
|
Token/Tanda
|
Proses
Relasional: identifikasi
|
Value/Nilai
|
Di dalam klausa ini, Junta militer
Thailand sebagai tanda/token melakukan proses identifikasi terhadap mantan
perdana menteri Yingluck Shinwatra. verba “menijinkan” merepresentasikan
keadaan Junta terhadap mantan perdana menteri Yingluck Shinawatra untuk
bepergian ke luar negeri. Proses relasional yang direpresentasikan oleh verba
“mengijinkan” adalah sebuah proses identifikasi token/tanda terhadap nilai yang
ia tuju.
Data
13:
Salah satunya
adalah tidak boleh meninggalkan negara tanpa izin junta.
Salah
satunya
|
adalah
|
tidak
boleh meninggalkan negara tanpa izin junta.
|
Token/Tanda
|
Proses
Relasional: identifikasi
|
Value/Nilai
|
4.
Proses Verbal
Data
14:
Jenderal
Teerachai Nakwanit, pemimpin militer wilayah Bangkok, menyebutkan Yingluck akan
bepergian ke ibu kota Prancis, Paris, pada 20 Juli-10 Agustus.
Jenderal Teerachai Nakwanit,
pemimpin militer wilayah Bangkok,
|
menyebutkan
|
Yingluck akan bepergian ke
ibu kota Prancis, Paris, pada 20 Juli-10 Agustus.
|
Sayer
|
Proses
Verbal
|
Verbiage
|
Partisipan pada jenis proses verbal
ini disebut sayer “yang menyampaikan”, dan verbiage merupakan apa yang
dikatakan oleh partisipan atau sayer “yang menyampiakan”. Proses verbal yang
terjadi pada data ini menunjukan sayer sebagai informan yang memberi tahu bahwa
Yingluck akan bepergian ke Paris pada tgl 20 Juli-10 Agustus. Apa yang
dikatakan sayer adalah sebuah target partisipan untuk menyampaikan kepada orang
lain. Maka pada data ini kata verba “menyebutkan” termasuk ke dalam proses
verbal dalam teks berita yang dianalisis.
5.
Proses Behavioral
Data
15:
pro-Yingluck
dan anti-Yingluck, berlarut-larut tanpa ada jalan keluar.
pro-Yingluck dan anti-Yingluck
|
berlarut-larut
|
tanpa
ada jalan keluar
|
Behaver
|
Proses
Behavioral
|
Circumstance/Keterangan
|
Proses
behavioural adalah karakteristik antara proses mental dan proses relasional.
Proses behavioral merupakan tingkah laku manusia fisiologi maupun psikologi
seperti, bernapas (breatheing), batuk
(coughing), bermimpi (dreaming), tersenyum (smiling), dan menatap (staring). pada data ini, kata verba
“berlarut-larut” mendeskripsikan prilaku partisipan yang bersusah payah mencari
jalan keluar dengan tanpa mendapatkannya. Psikologi partisipan pada klausa di
atas menunjukan proses behavioural yang dilakukan oleh orang yang pro dan anti
terhadap Yingluck. Behaver dalam susunan sistem gramatika pada tabel di atas,
direpresentasikan pengalamannya oleh proses behavioural dan keterangan yang ada
dalam klausa pada teks berita buku Bhasa Indonesia untuk Kelas XII 2015.
C.
Penutup
Jenis proses transitivitas dalam teks berita yang dianalisis
terdapat lima jenis proses, yaitu proses material, proses mental, proses
relasional, proses verbal, dan proses behavioural. Proses transitivitasnya,
masing-masing direpresentasikan oleh kata kerja/verba dengan masing-masing
karakteristiknya sesuai dengan jenis proses transitivitas menurut Halliday.
Proses material, mental, relasional, verbal, dan behavioural berfungsi jika ada
terdapat sebuah proses antara partisipan pertama dengan kedua, partisipan dengan
proses, proses dengan goal/tujuan, dan proses dengan keterangan. Degan
demikian, proses transitivitas dalam teks dapat berfungsi dikarenakan hubungan
antar peran entitas di dalam klausa.
DAFTAR PUSTAKA
Thompson, Geoff. 2014. Introducing to Functional Grammar Third
Edition. London: Routledge.
Halliday, 2014. Introducing to Functional Grammar Fourth
Edition. London: Routledge.
Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan. Bahasa Indonesia Ekspresi
Diri dan Akademik. Jakarta: Balitbang Kementrian Kebudayaan.
Moeloeng,
J, Lexy. 2001. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
LAMPIRAN DATA
Junta Izinkan Yingluck Tinggalkan Thailand
Yingluck mematuhi aturan
junta untuk tidak berkecimpung dalam dunia politik. Bangkok – Junta militer
Thailand mengizinkan mantan perdana menteri Yingluck Shinawatra bepergian ke
luar negeri. Menurut militer Thailand, izin ini dikeluarkansetelah Yingluck dinilai
mematuhi perintah untuk tidak berkecimpung di dunia politik Thailand.
“Karena tidak pernah masuk daftar buron,
Yingluck dipersilakan kembali ke dalam negeri seusai bepergian,” kata juru
bicara militer Thailand, Kolonel Winthai Suvaree, dalam konferensi pers
kemarin.
Jenderal Teerachai Nakwanit, pemimpin militer
wilayah Bangkok, menyebutkan Yingluck akan bepergian ke ibu kota Prancis,
Paris, pada 20 Juli-10 Agustus. Di Paris, Yingluck dijadwalkan menghadiri
perayaan ulang tahun kakaknya, Thaksin Shinawatra, pada 26 Juli mendatang.
Thaksin, yang akan
berusia 65 tahun, terpaksa menyingkir dari negaranya dan tinggal di luar negeri
setelah pemerintahannya dilengserkan lewat kudeta pada 2006. Saat itu Thaksin
menjabat perdana menteri.
Dengan keluarnya izin dari junta, untuk
pertama kalinya perempuan berusia 47 tahun itu bepergian ke luar negeri sejak
pemerintahannya dijatuhkan lewat putusan Mahkamah Konstitusi pada 22 Mei lalu.
Junta militer mengambil alih pemerintahan setelah aksi protes dua kubu, pro-Yingluck
dan anti-Yingluck, berlarut-larut tanpa ada jalan keluar.
Yingluck
dan sejumlah anggota kabinet sempat ditahan meski
kemudian dibebaskan dengan sejumlah
persyaratan. Salah satunya adalah tidak boleh meninggalkan negara tanpa izin
junta. Kini Yinluck menghadapi tuduhan kelalaian atas tugasnya dalam menangani
program subsidi beras yang kerap menjadi perdebatan di Negeri Gajah Putih.
Hingga saat ini,
junta belum memastikan jadwal pemilihan pemerintahan baru setelah Yingluck
dilengserkan. Sedikitnya 28 orang meninggal dalam aksi protes anti-pemerintahan
Yingluck. Sebagai pemimpin perempuan pertama Thailand, Yingluck menuai protes
kelompok Kaus Kuning karena dinilai berusaha mengembalikan kedudukan abangnya
melalui beleid amnesti.
(Sumber:
Koran Tempo, Jumat, 18 Juli
2014, halaman 31)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar