Laman

Senin, 09 Januari 2017

TRANSITIVITAS DALAM TEKS BERITA “JUNTA IZINKAN YINGLUCK TINGGALKAN THAILAND” PADA BUKU BAHASA INDONESIA KELAS XII 2015

Abstrak
            Penulisan makalah ilmiah ini berjudul “Transitivitas dalam Teks Berita Junta Izinkan Yingluck Tinggalkan Thailand pada Buku Bahasa Indonesia Kelas XII 2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan apa dan bagaimana proses transitivitas terjadi dalam teks berita. Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ilmiah ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis yang mengklasifikasikan klausa ke dalam jenis proses transitivitas. Setelah itu proses transitivitas yang dikelompokan tersebut dianalisis sesuai dengan masing-masing jenis proses transitivitas yang nampak dalam teks berita yang dianalisis. Data yang digunakan diambil dari buku Bahasa Indonesia Kelas XII 2015 yang diunduh langsung dari www.bukupaket.com. Makalah ilmiah ini menggunakan teori utama dari pendapat M. A. K. Halliday (2004) untuk teori transitivitas. Secara keseluruhan hasil dari penulisan makalah ilmiah ini menunjukan bahwa dengan lima belas data yang disuguhkan, proses material yang muncul sebanyak sepuluh kali, proses mental yang muncul sebanyak satu kali, proses relasional yang muncul sebanyak dua kali, proses verbal yang muncul sebanyak satu kali, dan proses behavioural yang muncul sebanyak satu kali.
Kata Kunci: Linguistik Fungsional, Transitivitas, Sistem Gramatika, Teks Berita, dan Buku Bahasa Indonesia Kelas XII 2015.


A.        PENDAHULUAN
Transivitas adalah representasi di dalam bahasa yang saling berhubungan dengan klausa di dalam wacana, misalnya participant, process, dan circumstance. Dalam linguistik fungsional, transitivitas berfungsi dalam mengacu pada isi atau struktur nosi faktual klausa secara keseluruhan. Dengan kata lain, transitivitas merupakan salah satu bagian dari klausa untuk menyatakan fungsi eksperensial, interpersonal, dan tekstual dalam kalausa. Menurut Halliday (2004), dijelaskan bahwa transtivitas sebagai sistem gramatikal yang mengungkapkan dunia pengalaman ke dalam sejumlah tipe proses yang dapat disusun. Dunia pengalaman yang diungkapkan merupakan sebuah refleksi realitas nyata yang dituangkan ke dalam teks atau tulisan. Kumpulan teks yang mewakilkan segala aspek kehidupan dunia disusun kembali oleh sistem gramatika melalaui satuan wacana sebagai satuan terkecil dalam transtivitas. Atas dasar itu, penulis tertarik untuk menganalisis transitivitas dalam teks berita yang ada terdapat pada buku Bahasa Indonesia Kelas XII 2015.
Buku Bahasa Indonesia Kelas XII 2015 merupakan buku rujukan untuk para guru yang mengajar bahasa Indonesia di kelas XII, dan diterbitkan oleh KEMENDIKBUD. Buku tersebut disusun sebagaimana konten materi yang dibutuhkan oleh semua murid kelas XII di Indonesia agar bisa mengenal dan memepelajari jenis-jenis teks dan analisisnya, sehingga murid dapat membaca dengan cermat isi teks yang terkandung di dalamnya. Teks berita yang berjudul Junta Izinkan Yingluck Tinggalkan Thailand” menunjukan proses transitivitas yang direpresentasikan oleh sistem gramatika melalui satuan terkecil di dalam transtivitas, yaitu klausa. Proses transitivitas pada buku ini sangat menarik untuk dianalisis agar aspek linguistik fungsional dapat menjelaskan proses sistem gramatika yang tersusun di dalam teks berita kepada semua guru bahasa dan murid di Indonesia pada umumnya, dan semua guru dan murid di kelas XII pada khususnya.
Dalam makalah ilmiah ini, penulis memfokuskan rumusan masalahnya pada jenis proses transitivitas apa saja yang terdapat dalam teks berita, dan bagaimana proses transitivitas terjadi dalam teks berita. Masalah yang diangkat tersebut menjadi batasan pembahasan penulis dalam membuat makalah ilmiah. Teknik pengumpulan data dalam penulisan makalah ilmiah ini dilakukan melalui metodologi penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor, “metode penelitian deskriptif kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati” (dalam Moloeng, 2001: 3). Metode ini memungkinkan penulis untuk memberikan penjelasan dan interpretasi dalam menganalisis data dengan menggambarkan bagaimana teori-teori yang dipakai dalam analisis. Pada penulisan makalah ilmiah ini, penulis menggunakan teori transitivitas milik Halliday (2004).
Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif, penulis mendeskripsikan klausa yang mengandung proses transitivitas dengan menganalisis teks berita Junta Izinkan Yingluck Tinggalkan Thailand melalui tahapan sebagai berikut, terlebih dahulu mengklasifikasikan klausa di dalam teks berita sesuai dengan jenis proses (tindakan) partisipan, menentukan jenis proses transitivitas apa saja yang digunakan dalam teks berita, kemudian mendeskripsikan bagaimana proses transitivitas sesuai dengan jenis proses milik Halliday (2004). Analisis transitivitas ini meliputi 6 jenis proses, yaitu proses material, proses mental, proses relasional, proses verbal, proses bihevioral, dan proses eksistensial.
Secara teoritis, transtivitas sebagai sistem gramatikal yang mengungkapkan dunia pengalaman ke dalam sejumlah tipe proses yang dapat disusun. Dunia pengalaman yang diungkapkan merupakan sebuah refleksi realitas nyata yang dituangkan ke dalam teks atau tulisan (Halliday, 2004: 2014). Dari pemaparan Halliday, transitivitas merupakan aspek representasi pengalaman yang paling penting dalam bahasa. Berdasarkan pandangan tersebut dapat disimpulkan bahwa transitivitas berkaitan dengan sisitem gramatika untuk menjelaskan pengalaman ke dalam sejumlah proses berdasarkan kategori gramatika.
Setiap proses dapat menunjukan hubungan antara dua atau lebih ide, pesan, dan lain sebagainya yang direalisasikan melalui verba. Selanjutnya Halliday menambahkan, dalam pembentukan ide, bentuk proses mengalami perubahan dan perubahan tersebut disebabkan peubahan jumlah partisipan (1978: 108). Dengan demikian, proses tidak bisa berdiri sendiri jika tidak bergantung pada unsur lainnya, misalnya partisipan dan keterangan (circumstance) termasuk kata tense. Dalam mengklasifikasikan proses transitivitas Halliday membagi ke dalam enam jenis yaitu 1) proses material, 2) proses mental, 3) proses relasional 4) proses verbal, 5) proses behavioral (tingkah laku), dan proses eksistensial (dalam Thomson, 2014: 95-110).
Pertama, proses material berkaitan dengan perlakuan dan menunjukan apa yang terjadi atau kejadian. Perlakuan dilakukan oleh badan, fisik, dan aksi terhadap material. Klausa yang menggunakan proses material dengan aksi atau perlakuan selalu dengan proses atau aksi nyata. Makna utama proses material menunjukan bahwa entitas melakukan orang kepada sesuatu atau apa yang dilakuakan oleh sesorang kepada sesuatu. Secara sintaksis proses ini dapat dinyatakan dalam waktu. Perlakuan melibatkan partisipan pertama dan partisipan kedua. Partisipan pertama menjadi aktor. Partisipan kedua disebut tujuan atau (goal) seperti ditunjukan kalimat berikut:
He
The young girl
Edward
Her mother
had been shaving.
bounded
was sawing
smashed


wood.
the glass.

out of the gate.

Actor
Process: material
Goal
Circumstance

            Aksi yang dilakukan dalam klausa dengan proses material boleh memiliki dua partisipan apa bila partisipan melakukan sesuatu kepada sesorang. Dalam sebuah klausa juga terdapat tiga partisipan sekaligus dengan fungsi yang berbeda. Partisipan pertama disebut pelaku, partisipan kedua disebut penerima atau pemanfaat, dan partisipan ketiga disebut tujuan (goal). Contoh:
            Ayah               membelikan              adik                 sepatu baru
            Pelaku           Proses Material        Penerima       Tujuan
            Kedua, proses mental berhubungan dengan apa yang dipikirkan dan dirasakan. Halliday menyatakan proses mental sebagai proses merasakan melalui ‘feeling’, ‘perceiving’, dan ‘thinking’. Ketiga jenis ini berhubungan dengan afeksi dan reaktif (feeling), kognisi (thinking), indra (perceiving), atau emosi atau persepsi. Verba yang sering dipakai untuk mengatakn proses mental kategori emosi atau afeksi, misalnya, like dan hate. Kategori intelektual atau kognisi, misalnya, believe, understand, dan know. Kategori rasa melalui panca indra atau persepsi seperti looking at dan hearing. Partisipan dalam klausa dengan proses mental disebut pengindra (senser) dan grup nomina sesudah veba disebut phenomenon. Secara gramatika perbedaan antara proses material dan proses mental dijelaskan seperti berikut: 1) dalam proses mental selalu satu partisipan yang merupakan manusia, sedangkan dalam proses material tidak selamanya partisipan adalah manusia. Dalam proses material setiap partisipan adalah ‘sesuatu’ (thing), hal itu merupakan fenomena pengalaman, menyangkut kedalam pengalaman dan imajinasi atau proses aksi, kejadian, kualitas, state atau relasi, 2) dalam proses mental tidak dibatasu oleh waktu. Berbeda dengan proses material terikat oleh waktu, 3) dalam proses mental dihasilkan dalam dua proses. Kita dapat mengatakan Mary liked the gift atau the gift pleased Mary. Hal itu bukan merupakan kasus bahwa tiap verba dalam proses mental dari jenis like mempunyai makna yang ekuivalen dengan jenis pleased, dan 4) proses material adalah proses melakuakan aksi sedangkan proses mental adalah proses merasa, berpikir, dan melihat. Contohnya sebagai berikut:
He
He
Cordelia
could not see
heard
felt
anything.
a faint sound.
her face burning.
Senser
Process: mental,  perceptive
Phenomenon

She
I
I
hated
like
appreciated
the thought of leaving him alone.
most operas.
the fact that you kept quiet.
Senser
Process: mental, emotive
Phenomenon

You
No one
She
can imagine
would choose
never discovered
his reaction.
such a colour.
the exact address.
Senser
Process: mental, cognitive
Phenomenon

I
You
don’t want
may crave
any trouble.
a cigarette
Senser
Process: mental, desiderative
Phenomenon

            Ketiga, proses relasional merupakan proses yang menunjukan keadaan (being). Setiap bahasa dalam tata bahasanya mempunyai konstruksi dari proses relasional. Dalam bahasa inggris mengenai tiga jenis relasioanal.
1)    Intensif                                                                       ‘X adalah a’
2)    Keterangan (circumstance)                                    ‘X adalah at a’
3)    Posesif                                                                       ‘X has a’
Ketiganya dibedakan dalam dua cara seperti:
a)    Atribut                                                                                    ‘a merupakan atribut dari X’
b)    Identifikasi                                                                 ‘a merupakan identify dari X’
Menurut Halliday konsep tersebut dan identifikasi berhubungan pada umumnya verba, dan x dan a adalah grup nomina. Tpe ini dalam klausa relasioanal pada umumnya verba, dan x dan a dalah grup nomina. Dalam proses atribut intensif meliputi hubungan antara dua konstituen, dimana hubungan itu diekspresikan oleh kata kerja (be) atau sinonim. Dalam atribut jenis, kualitas, klasifikasi, deskripsi ditandai dengan satu partisipan yang biasa disebut penyandang (carrier). Penyandang selalu dalam bentuk kata benda atau grup nomina. Contoh:
This bread
He
She
He
The weather
Is
’s not
was
felt
has turned
stale.
a very good painter.
an art student.
uneasy.
quite nasty.
Carrier
Process: rel, attrib
Attribute

            Selanjutnya dalam proses identifikasi intensif, secara gramatikal terdiri dari dua partisipan yakni tanda (token) dan nilai (value). Baik tanda maupun nilai keduanya berfungsi sebagai subjek. Keduanya tergantung pada kalimatnya, kalau dalam kalimat aktif yang menjadi subjek adalah tanda (token) sedangkan dalam kalimat pasif yang menjadi subjek adalah nilai (value).

Contoh:
Marlowe
Was
the greatest dramatic writer in the
16th C apart from Shakespeare.
Token
Process: rel, ident
Value

The strongest shape
Is
the triangle.
Value
Process: rel, ident
Token

            Proses relasional yang lain adalah posesif (possessive). Posesif dapat juga berlangsung dalam proses. Atribut posesif berupa kata kerja have atau belong to. Secara tipikal penyandang (carrier) dapat menjadi pemilik (possessor).
Contoh:
Ryan                                     has                                                     a daughter
Penyandang/pemilik           proses relasional; posesif              atribut/dimiliki
            Pada kalimat di atas penyandang (carrier) sekaligus berfungsi sebagai pemilik (possessor), selanjutnya atribut juga berfungsi sebagai yang dimiliki (possessed).
            Keempat, proses behavioral. Proses tersebut adalah karakteristik antara proses mental dan proses relasional. Proses behavioral merupakan tingkah laku manusia fisiologi maupun psikologi seperti, bernapas (breatheing), batuk (coughing), bermimpi (dreaming), tersenyum (smiling), dan menatap (staring).
            Partisipan yang digunakan dalam proses ini biasanya terdiri dari dua partisipan, partisipan pertama disebut petingkahlaku (behaver) sedangkan partisipan yang kedua disebut bagian dari verba (range). Untuk memahami lebih mendalam tentang jenis behavioral dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.    Mendekati mental, proses sadar menghasilkan bentuk behavioral, seperti melihat (look), menonton (watch), menatap (stare), mendengar (listen), berpikir (think), ragu (wory), dan bermimpi (dream).
2.    Mendekai verbal, proses vebal sebagai bihevioral, seperti menangis (cry), keluhan (grumble), dan bercakap (talk).
3.    Proses psikologi yang dimanifestasikan pada kesadaran, seperti menangis (cry), tertawa (laugh), tersenyum (smile), mengerut (frown), mengeluh (sigh), membentak (snarf), dan merengek (whine).
Contoh:
He
We all
She
The boy
stared
laughed.
gave
laughed
a faint sigh.
an embarrassed laugh
in amazement.

Behaver
Process: behavioural
Behaviour
Circumstance

            Kelima, proses verbal. Proses verbal merupakan yang sering dipakai dalam bahasa verbal. Jenis proses verbal teridiri dari tiga partisipan, yakni pembicara (sayer), penerima (receiver), dan perkataan (verbriage). Partisipan pembicara bertanggung jawab pada proses verbal dan partisipan. Penerima adalah kepada siapa proses verbal ditujukan, dan perkataan partisipan adalah pernyataan yang dinominalisasikan pada proses verbal. Maksudnya kata benda mengekspresikan tingkah laku verbal, seperti pernyataan (statement), pertanyaan (question), jawaban (retort), dan cerita (story).
            Halliday dalam Thomson (2014) membagi proses verbal dalam dua partisipan. Partisipan pertama dinamakan penerima (sayer) terdiri penerima (receiver), perkataan (verbiage), dan target (target) serta kedua partisipan tak langsung (oblique) terdiri benefikari (beneficary) dan bagian kata kerja (range).
            Partisipan pertama kepada siapa perkataan dialamatkan, seperti saya (me), orang tua anda (your parents). Penerima dapat berubah subjek dalam kalimat pasif, seperti “I” dalam kalimat “I was not told the whole truth”.
            Partisisipan perkataan berfungsi untuk menghubungkan apa yang dikatakan sedangkan partisipan target merupakan entitas yang ditargetkan terhadap apa yang dikatakan, seperti “him”  dalam kalimat “she always praised him to her friends”, “my intelligence” dalam kalimat “please don’t insult my intelligence”.
            Kata-kata yang biasanya digunakan dalam proses ini terdiri atas say, call, explain, ask, tell, dan sebagainya.
Contoh:
I                       asked                         him                 a question
pembicara
           p. Verbal                    penerima       perkataan     
They               tell                               you                  a story
pembicara             p. Verbal                    penerima       perkataan
Keenam, proses eksistensial. Proses ini memakai there is/there was dan there are/there were. Proses ini menunjukan identifikasi struktur yang digunakan kata there. Penggunaan there tidak mempunyai makna tertentu. Hal itu hanya menunjukan proses eksistensial. Hal penting yang membedakan penggunaan there sebagai subjek eksistensial dan sebagai keterangan lokasi/tempat. Kalau pengguna there dalam struktur biasanya tidak mendapat tekanan, sedangkan penggunaan there  dalam keterangan biasanya mendapat tekanan dan berorientasi.
Contoh:
Maybe
there
’s
some other darker pattern.


Process: existential
Existent

Maybe
some other darker pattern
exists.

Actor
Process: material

            Berdasarkan pembahasan pada keenam proses di atas bahwa transitivitas merupakan unsur pembentuk klausa yang penting dalam bentuk proses. Keenam proses tersebut mempunyai fungsi masing-masing dalam proses pembentukan fungsional.
B.        Jenis Proses Transitivitas dalam Teks Berita Junta Izinkan Yingluck Tinggalkan Thailand” Pada Buku Bahasa Indonesia Kelas XII 2015
1.         Proses Material
Data 1:
Menurut militer Thailand, izin ini dikeluarkan setelah Yingluck dinilai mematuhi perintah untuk tidak berkecimpung di dunia politik Thailand.
Izin ini
dikeluarkan
militer Thailand
Setelah Yingluck dinilai mematuhi perintah
Goal
Proses Material
Aktor
Keterangan (Circumstance)

            Klausa pada data 1 ini dikategorikan ke dalam jenis proses material dalam transitivitas dikarenakan proses yang muncul dalam klausa merupakan proses aksi yang dilakukan aktor untuk mendapatkan tujuan/goal dari apa yang dilakukan. Penulis mengidentifikasi proses material ini melalui kata verba yang menjadi tindakan pelaku, yaitu kata “dikeluarkan. verba pasif yang dilakukan oleh aktor “militer Thailand” sebagai subjek dalam kalausa yang ditujukan kepada aktor kedua yang disisipkan. Munculnya proses material dalam klausa, menunjukan “izin ini” sebagai tujuan dari proses fisik atau aksi yang dilakukan aktor pertama “iliter Thailand”. Maka dari itu, struktur gramatika yang terdapat dalam klausa menyusun alur proses material dari mulai goal/tujuan, proses material, aktor, dan keterangan.
Data 2:
Thaksin, yang akan berusia 65 tahun, terpaksa menyingkir dari negaranya dan tinggal di luar negeri setelah pemerintahannya dilengserkan lewat kudeta pada 2006.

Thaksin, yang akan berusia 65 tahun
Terpaksa
Menyingkir
Aktor
Keterangan
Proses Material

Klausa pada data 2 ini dikategorikan ke dalam jenis proses material dalam transitivitas dikarenakan proses yang muncul dalam klausa merupakan proses aksi yang dilakukan aktor untuk mendapatkan tujuan/goal dari apa yang dilakukan. Penulis mengidentifikasi proses material ini melalui kata verba yang menjadi tindakan pelaku, yaitu kata “menyingkir”. Kata verba tersebut menunjukan proses aksi fisik Thaksin terhadap negranya, yaitu menyingkir dari negaranya sendiri. Penjelasna tersebut bisa dilihat dari data no 2 yang dilampirkan. Munculnya proses material dalam klausa, menunjukan tindakan atau kejadian yang dialami oleh pelaku/aktor. Maka dari itu, struktur gramatika yang terdapat dalam klausa menyusun alur proses material dari mulai aktor, keterangan, dan proses material.

Data 3:
Saat itu Thaksin menjabat perdana menteri.
Thaksin
menjabat
perdana menteri
Aktor
Proses Material
Goal

Klausa pada data 3 ini dikategorikan ke dalam jenis proses material dalam transitivitas dikarenakan proses yang muncul dalam klausa menunjukan sebuah tindakan “menjabat” yang dilakukan aktor untuk mendapatkan tujuan/goal dari apa yang dilakukan, yaitu menjadi perdana mentri. Penulis mengidentifikasi proses material ini melalui kata verba yang menjadi tindakan pelaku, yaitu kata “menjabat”. Kata verba tersebut menunjukan proses aksi untuk menjadi perdana mentri. Penjelasna tersebut bisa dilihat dari data no 3 yang dilampirkan. Susunan gramatika yang penulis cantumkan, dimulai dari aktor, proses material, dan tujuan/goal adalah penjelasan dari partisipan, aksi partisipan, dan keterangan yang memperjelas maksud dan tujuan aktor “Thaksin” untuk menjadi perdana mentri.

Data 4:
Dengan keluarnya izin dari junta, untuk pertama kalinya perempuan berusia 47 tahun itu bepergian ke luar negeri sejak pemerintahannya dijatuhkan lewat putusan Mahkamah Konstitusi pada 22 Mei lalu.
perempuan berusia 47 tahun itu
bepergian
ke luar negeri
Aktor
Proses Material
keterangan

            Di dalam klausa yang terdapat pada data 4, aktor/pelaku adalah perempuan berusia 47 tahun, proses materialnya adalah “bepergian”, dan dijelaskan oleh kata keterangan “ke luar negri” yang merujuk terhadap kata verba “bepergian” sebagai aksi fisik aktor. Susunan gramatika yang penulis cantumkan, dimulai dari aktor, proses material, dan tujuan/goal adalah penjelasan dari partisipan, aksi, dan keterangan yang memperjelas kata verba  aktor “Perempuan berusia 47 tahun” untuk bepergian ke luar negeri.
Data 5:
Junta militer mengambil alih pemerintahan setelah aksi protes dua kubu, pro-Yingluck dan anti-Yingluck, berlarut-larut tanpa ada jalan keluar.
Junta militer
Mengambil alih
pemerintahan
setelah aksi protes dua kubu
Aktor
Proses material
Golal/tujuan
keterangan

            Di dalam klausa ini, aktornya adalah Junta Militer, proses materialnya adalah mengambil alih, tujuannya adalah pemerintahan, dan keterangan yaitu setelah aksi protes dua kubu. Susunan gramatika ini merupakan sistem gramatika yang menjeaskan sebuah aksi atau tindakan aktor yang bertujuan untuk mengambil alih pemerintahan. Kata verba “mengambil alih” adalah kata kerja aktif yang menunjukan aksi perebutan Junta Militir demi untuk mendapatkan kembali pemerintahan. Kejadian ersebut terjadi setelah aksi protes dua kubu.
Data 6:
Yingluck dan sejumlah anggota kabinet sempat ditahan meski kemudian dibebaskan dengan sejumlah persyaratan.
Yingluck dan sejumlah anggota kabinet
sempat
Ditahan
Goal
keterangan
Proses material

Di dalam klausa ini, goalnya adalah Yingluck dan sejumlah anggota kabinet, proses materialnya adalah dibebaskan, dan keterangan yaitu kata adverbia “sempat” yang menjelaskan atau menjadi atribut verba pasif “ditahan”.kata keterangan dan proses mental pada tabel di atas menjelaskan tujuan pemerintahan yang membebaskan kembali Yingluck dan sejumlah anggota kabinet.
Data 7:
Kini Yinluck menghadapi tuduhan kelalaian atas tugasnya dalam menangani program subsidi beras yang kerap menjadi perdebatan di Negeri Gajah Putih.
Yinluck
menghadapi
tuduhan kelalaian
atas tugasnya dalam menangani program subsidi beras yang kerap menjadi perdebatan di Negeri Gajah Putih
Aktor
Prose Material
Goal
keterangan

Data 8:
Hingga saat ini, junta belum memastikan jadwal pemilihan pemerintahan baru setelah Yingluck dilengserkan.
junta
belum memastikan
jadwal pemilihan pemerintahan baru
setelah Yingluck dilengserkan.
Aktor
Proses material
Goal
keterangan

Di dalam klausa ini, aktornya adalah Junta, proses materialnya adalah belom memastikan, tujuannya adalah jadwal pemilihan pemerintahan baru, dan keterangan yaitu setelah Yingluck dilengserkan. Kata kerja di dalam susunan gramatika pada tabel merupkan aksi tindakan pelaku yang mana belom memastikan jadwal pemilihan pemerintahan baru sebagai tujuan pelaku. Proses tersebut merupakan proses material yang dilakukan pelaku terhadap jadwal pemelihan pemerintahan baru. Proses material tersebut mewakilkan pengalamn Junta sebagai pelaku di dalam teks berita.
Data 9:
Sedikitnya 28 orang meninggal dalam aksi protes anti-pemerintahan Yingluck.
Sedikitnya 28 orang
meninggal
dalam aksi protes anti-pemerintahan Yingluck
Aktor
Proses material
Keterangan/circumstance

Data 10:
Sebagai pemimpin perempuan pertama Thailand, Yingluck menuai protes kelompok Kaus Kuning karena dinilai berusaha mengembalikan kedudukan abangnya melalui beleid amnesti.
Yingluck
menuai
protes kelompok Kaus Kuning
Aktor
Proses material
Keterangan/circustance

2.         Proses Mental
Data 11:
Yingluck mematuhi aturan junta untuk tidak berkecimpung dalam dunia politik.
Yingluck
mematuhi
aturan junta
Senser
Proses Mental: cognitive
Phenomenon

            Kata verba “mematuhi” adalah proses mental yang terjadi pada kognisi perasa dimana Yingluck memahami aturan junta sebagai fenomena yang benar-benar dia mengerti sehingga persa/senser harus bertindak atas kognisi yang dialaminya. Kata verba “mematuhi” mengafeksi senser dalam realitas atau pengalaman nyata dirinya sendiri.
3.         Proses Relasional
Data 12:
Bangkok – Junta militer Thailand mengizinkan mantan perdana menteri Yingluck Shinawatra bepergian ke luar negeri.
Junta militer Thailand
mengizinkan
mantan perdana menteri Yingluck Shinawatra bepergian ke luar negeri.
Token/Tanda
Proses Relasional: identifikasi
Value/Nilai

            Di dalam klausa ini, Junta militer Thailand sebagai tanda/token melakukan proses identifikasi terhadap mantan perdana menteri Yingluck Shinwatra. verba “menijinkan” merepresentasikan keadaan Junta terhadap mantan perdana menteri Yingluck Shinawatra untuk bepergian ke luar negeri. Proses relasional yang direpresentasikan oleh verba “mengijinkan” adalah sebuah proses identifikasi token/tanda terhadap nilai yang ia tuju.
Data 13:
Salah satunya adalah tidak boleh meninggalkan negara tanpa izin junta.
Salah satunya
adalah
tidak boleh meninggalkan negara tanpa izin junta.
Token/Tanda
Proses Relasional: identifikasi
Value/Nilai

4.         Proses Verbal
Data 14:
Jenderal Teerachai Nakwanit, pemimpin militer wilayah Bangkok, menyebutkan Yingluck akan bepergian ke ibu kota Prancis, Paris, pada 20 Juli-10 Agustus.
Jenderal Teerachai Nakwanit, pemimpin militer wilayah Bangkok,
menyebutkan
Yingluck akan bepergian ke ibu kota Prancis, Paris, pada 20 Juli-10 Agustus.
Sayer
Proses Verbal
Verbiage

            Partisipan pada jenis proses verbal ini disebut sayer “yang menyampaikan”, dan verbiage merupakan apa yang dikatakan oleh partisipan atau sayer “yang menyampiakan”. Proses verbal yang terjadi pada data ini menunjukan sayer sebagai informan yang memberi tahu bahwa Yingluck akan bepergian ke Paris pada tgl 20 Juli-10 Agustus. Apa yang dikatakan sayer adalah sebuah target partisipan untuk menyampaikan kepada orang lain. Maka pada data ini kata verba “menyebutkan” termasuk ke dalam proses verbal dalam teks berita yang dianalisis.

5.         Proses Behavioral
Data 15:
pro-Yingluck dan anti-Yingluck, berlarut-larut tanpa ada jalan keluar.
pro-Yingluck dan anti-Yingluck
berlarut-larut
tanpa ada jalan keluar
Behaver
Proses Behavioral
Circumstance/Keterangan

Proses behavioural adalah karakteristik antara proses mental dan proses relasional. Proses behavioral merupakan tingkah laku manusia fisiologi maupun psikologi seperti, bernapas (breatheing), batuk (coughing), bermimpi (dreaming), tersenyum (smiling), dan menatap (staring). pada data ini, kata verba “berlarut-larut” mendeskripsikan prilaku partisipan yang bersusah payah mencari jalan keluar dengan tanpa mendapatkannya. Psikologi partisipan pada klausa di atas menunjukan proses behavioural yang dilakukan oleh orang yang pro dan anti terhadap Yingluck. Behaver dalam susunan sistem gramatika pada tabel di atas, direpresentasikan pengalamannya oleh proses behavioural dan keterangan yang ada dalam klausa pada teks berita buku Bhasa Indonesia untuk Kelas XII 2015.


C.        Penutup
Jenis proses transitivitas dalam teks berita yang dianalisis terdapat lima jenis proses, yaitu proses material, proses mental, proses relasional, proses verbal, dan proses behavioural. Proses transitivitasnya, masing-masing direpresentasikan oleh kata kerja/verba dengan masing-masing karakteristiknya sesuai dengan jenis proses transitivitas menurut Halliday. Proses material, mental, relasional, verbal, dan behavioural berfungsi jika ada terdapat sebuah proses antara partisipan pertama dengan kedua, partisipan dengan proses, proses dengan goal/tujuan, dan proses dengan keterangan. Degan demikian, proses transitivitas dalam teks dapat berfungsi dikarenakan hubungan antar peran entitas di dalam klausa.

DAFTAR PUSTAKA
Thompson, Geoff. 2014. Introducing to Functional Grammar Third Edition. London: Routledge.
Halliday, 2014. Introducing to Functional Grammar Fourth Edition. London: Routledge.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik. Jakarta: Balitbang Kementrian Kebudayaan.
Moeloeng, J, Lexy. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.




LAMPIRAN DATA

Junta Izinkan Yingluck Tinggalkan Thailand
 Yingluck mematuhi aturan junta untuk tidak berkecimpung dalam dunia politik. Bangkok – Junta militer Thailand mengizinkan mantan perdana menteri Yingluck Shinawatra bepergian ke luar negeri. Menurut militer Thailand, izin ini dikeluarkansetelah Yingluck dinilai mematuhi perintah untuk tidak berkecimpung di dunia politik Thailand.
 “Karena tidak pernah masuk daftar buron, Yingluck dipersilakan kembali ke dalam negeri seusai bepergian,” kata juru bicara militer Thailand, Kolonel Winthai Suvaree, dalam konferensi pers kemarin.
 Jenderal Teerachai Nakwanit, pemimpin militer wilayah Bangkok, menyebutkan Yingluck akan bepergian ke ibu kota Prancis, Paris, pada 20 Juli-10 Agustus. Di Paris, Yingluck dijadwalkan menghadiri perayaan ulang tahun kakaknya, Thaksin Shinawatra, pada 26 Juli mendatang.
Thaksin, yang akan berusia 65 tahun, terpaksa menyingkir dari negaranya dan tinggal di luar negeri setelah pemerintahannya dilengserkan lewat kudeta pada 2006. Saat itu Thaksin menjabat perdana menteri.
 Dengan keluarnya izin dari junta, untuk pertama kalinya perempuan berusia 47 tahun itu bepergian ke luar negeri sejak pemerintahannya dijatuhkan lewat putusan Mahkamah Konstitusi pada 22 Mei lalu. Junta militer mengambil alih pemerintahan setelah aksi protes dua kubu, pro-Yingluck dan anti-Yingluck, berlarut-larut tanpa ada jalan keluar.
Yingluck dan sejumlah anggota kabinet sempat ditahan meski
kemudian dibebaskan dengan sejumlah persyaratan. Salah satunya adalah tidak boleh meninggalkan negara tanpa izin junta. Kini Yinluck menghadapi tuduhan kelalaian atas tugasnya dalam menangani program subsidi beras yang kerap menjadi perdebatan di Negeri Gajah Putih.
Hingga saat ini, junta belum memastikan jadwal pemilihan pemerintahan baru setelah Yingluck dilengserkan. Sedikitnya 28 orang meninggal dalam aksi protes anti-pemerintahan Yingluck. Sebagai pemimpin perempuan pertama Thailand, Yingluck menuai protes kelompok Kaus Kuning karena dinilai berusaha mengembalikan kedudukan abangnya melalui beleid amnesti.
(Sumber: Koran Tempo, Jumat, 18 Juli 2014, halaman 31)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar